Hari Fisioterapi Sedunia yang diperingati setiap tahunnya di tanggal 8 September merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran krusial fisioterapi dalam menjaga kesehatan dan mobilitas tubuh. Tahun ini, fokus peringatan adalah pada pencegahan dan penanganan nyeri punggung bawah (low back pain), yang sering menjadi masalah bagi banyak orang, terutama lansia. Low back pain tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat membatasi aktivitas sehari-hari secara signifikan, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup.
Dengan tema ini, masyarakat diajak untuk lebih memperhatikan kesehatan tulang belakang, menjaga postur tubuh yang benar, serta rutin melakukan latihan fisik yang tepat guna mencegah cedera dan gangguan fungsi musculoskeletal. Penekanan pada pentingnya pencegahan low back pain menegaskan bahwa langkah-langkah preventif bisa menjadi solusi ampuh untuk melawan penurunan fungsi fisik akibat nyeri punggung.
Selaras dengan tema tahun ini, mahasiswa pengabdian masyarakat Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta mengambil langkah proaktif dengan mengadakan edukasi fisioterapi di Padukuhan Glidag, Gunung Kidul. Kegiatan ini mengusung tema “Jaga Fleksibilitas, Cegah Low Back Pain: Tips untuk Punggung Sehat,” yang dilaksanakan bersamaan dengan posyandu lansia.
Acara ini bertujuan untuk membantu lansia mencegah nyeri punggung bawah melalui penerapan latihan fisik yang tepat serta menjaga postur tubuh yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Inisiatif ini menunjukkan inovasi dalam penyampaian edukasi kesehatan kepada masyarakat yang rentan terhadap low back pain, dengan memberikan instruksi yang mudah diikuti untuk latihan peregangan dan penguatan otot punggung yang dirancang khusus untuk lansia. Program ini menjadi angin segar bagi para lansia yang mungkin sebelumnya tidak menyadari betapa pentingnya menjaga fleksibilitas otot punggung untuk menghindari nyeri kronis.
Dipandu oleh Suci Muqodimatul Jannah, S.Ftr., M.S., dosen fisioterapi sekaligus pembimbing lapangan, kegiatan ini menghadirkan pendekatan medis yang terstruktur dan berbasis ilmu fisioterapi terbaru. Materi yang diberikan tidak hanya mencakup latihan peregangan dan penguatan otot, tetapi juga strategi efektif dalam menjaga mobilitas dan mencegah risiko cedera pada lansia. Dengan semakin meningkatnya kasus low back pain pada kelompok usia lanjut, edukasi ini menjadi sangat relevan dan diperlukan. Kehadiran seorang ahli di bidang fisioterapi memberikan bobot tambahan pada kegiatan ini, di mana lansia tidak hanya belajar secara teoretis, tetapi juga mempraktikkan latihan-latihan yang secara langsung diawasi oleh seorang profesional. Langkah ini memastikan setiap gerakan dilakukan dengan tepat dan aman, mengurangi risiko cedera yang mungkin terjadi jika latihan dilakukan tanpa panduan yang benar.
Yang mengejutkan, antusiasme para peserta melampaui ekspektasi. Para lansia yang berpartisipasi merasa mendapatkan solusi praktis yang selama ini mereka butuhkan untuk menjaga kesehatan punggung. Dengan adanya pendampingan dari ahli fisioterapi, para peserta merasa pembelajaran lebih efektif dan mudah dipahami. Ini bukan hanya sekadar informasi teori, tetapi pengalaman langsung yang membuat mereka lebih yakin untuk menerapkan tips-tips yang telah diberikan dalam kehidupan sehari-hari.
Harapannya, edukasi ini bisa menjadi senjata baru bagi para lansia dalam melawan ancaman low back pain, dan membuka jalan bagi mereka untuk menjalani hidup yang lebih sehat, aktif, dan bebas dari rasa sakit. Keberhasilan kegiatan ini menyoroti pentingnya peran fisioterapi dalam pencegahan penyakit dan cedera, serta bagaimana pendekatan edukatif yang inovatif dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi masyarakat.
Penulis : KKN UNISA Kelompok 23